Rabu, 25 November 2009

tugas bahasa indonesia - Kriminalisasi KPK

Tema : Kriminalisasi KPK

Judul :

DUNIA PANGGUNG REKAYASA

Uang, kekuasaan, dan jabatan, terkadang membuat manusia lupa akan moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Demi jabatan dan harta semua cara dihalalkan, sikut kiri sikut kanan, bahkan derita orang lain karena perbuatan yang merugikan pun sudah tak dihiraukan lagi. Apalagi dalam dunia politik, salah dan benar sudah tak jelas ujung pangkalnya. Dimana ada uang, itulah kebenaran, mengerikan sekali. Para petinggi negara korupsi dimana-mana, tanpa menghiraukan rakyatnya yang semakin hari semakin menderita. Korupsi sudah menjadi rahasia umum. Direkayasa sedemikian rupa agar para koruptor terlihat bersih tanpa noda. Walaupun zaman sudah memasuki era globalisasi, tapi kasus rekayasa korupsi masih banyak, seperti contoh di bawah ini.

Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Pepatah inilah yang mungkin cocok untuk kasus yang terjadi di negara kita belakangan ini. Kasus rekayasa kriminalisasi KPK. Tiba-tiba, entah darimana asalnya, massa dihebohkan oleh beredar luasnya bukti rekaman transkip percakapan antara Anggodo (adik Anggoro Widjojo) dengan pegawai kejaksaan Agung. Dalam transkip percakapan ini isinya mengindikasikan adanya rekayasa sistematis untuk mengkriminalisasikan dua pimpinan pemberantas korupsi yaitu Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto. Tidak diketahui jelas darimana asalnya rekaman ini bisa beredar luas ke publik, karena menurut ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean, dia sendiri juga heran mengapa hal itu bisa terjadi, karena menurut dia dokumen yang asli masih tersimpan secara baik sebagai dokumen penyelidikan. Sejauh ini keabsahan rekaman itu belum jelas, tapi jika dalam penyelidikan KPK ditemukan adanya rekayasa, maka penetapan tersangka wakil ketua KPK non aktif Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto adalah kejahatan dan akan ditindak pidana.

Itulah satu contoh dari sekian banyak rekayasa dalam kehidupan, rekayasa politik, nama baik dan lain sebagainya yang semata-mata hanya untuk keuntungan pribadi. Tidak kuatnya iman, mampu membuat seseorang buta akan nikmat dunia dan membuat mereka lupa untuk memperhatikan sesama. Berlomba-lombanya para petinggi melakukan korupsi membuat mereka lupa akan rakyatnya yang semakin hari semakin terpuruk, ironis sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar